www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

18-9-2018

Globalisasi berjalan seperti sebuah juggernaut yang meluncur tunggang langgang, menabrak apa saja, demikian metafora bertahun lalu. Dan siapa mengira akan muncul Brexit? Perang dagang antar negara? Merebaknya artificial intelligence? Tentu berbagai pendapat dari beberapa futurolog bukanlah omong kosong, tetapi tetap saja kita sering terkaget-kaget dengan ‘mengamuk’-nya sang juggernaut. Jika kita harus membagi dua bermacam situasi itu maka paling tidak kita bisa membaginya dengan: apa yang tidak tergantung pada kita dan yang tergantung pada kita sendiri. Tentulah juga kita selalu berdoa, sebab sejatinya tidak ada satu-pun yang sepenuhnya tergantung pada kita sendiri.

Pembagian di atas sekedar menegaskan bagaimana kita musti mengambil sikap terkait dengan dunia yang semakin sulit untuk diprediksi ini. Atau pertanyaannya, bagaimana dengan kapal Republik ketika harus mengarungi samudra ke-tidak-pasti-an ini? Samudra dengan berbagai gejolak gelombangnya.

Di tengah-tengah dunia yang sulit diprediksi ini, ada satu kekuatan yang musti kita lihat bersama sebagai satu kekuatan besar yang sering terlupakan: kekuatan dari sebuah janji. Usaha asuransi adalah sebuah usaha yang bergerak di bidang ‘ke-tidak-pasti-an masa depan’ yang harus dihadapi oleh klien atau calon nasabahnya. Dan hanya janji beserta laporan bagaimana janji-janji itu ditepati usaha di bidang  ‘ke-tidak-pasti-an masa depan’ itu dapat berkembang.

Di dalam hidup bersama di mana tindakan-tindakan politik dikomunikasikan, janji tidaklah sekedar janji, tetapi ia telah menjadi sebuah tawaran akan sebuah ‘peta-perjalalan’ bagi khalayak. Peta yang bisa sungguh-sungguh dinanti manfaatnya ketika harus mengarungi samudera yang sulit diprediksi ini. Ketika sang kapten kapal republik mem-beber-kan rencana perjalanannya, maka ketika itu kemudian dirasa memberikan rasa aman dalam mengarungi samudra ke-tidak-pasti-an, khalayak akan mengikutinya dan memilihnya sebagai kapten. Bagaimana ketika kapal berlayar dan dalam perjalanan ‘peta-perjalanan’ berupa janji-janji ternyata terlalu banyak diingkari oleh sang kapten?  Maka tidak hanya penumpang yang kemudian jadi sewot, tetapi bisa jadi sang kapten -sadar atau tidak, sedang membahayakan keutuhan dan keselamatan kapal.

Bahkan dermaga saat sandar-pun masih kelihatan, sang kapten sudah bagi-bagi kekuasaan, langsung ingkar akan janji untuk tidak bagi-bagi kekuasaan. Janji untuk tidak menambah hutang dari kapal-kapal lain yang ada di samudera, nyatanya utang malah bertumpuk. Dan masih banyak lagi janji-janji yang diingkari. Maka wajar khalayak yang menjadi penumpang republik akan sewot, merasa tertipu. Wajar dan sangat-sangat wajar. Tetapi meski begitu, kapal republik harus berterimakasih pada para penumpang juga, meski sewot dan merasa tertipu para penumpang tidak terus berpikiran untuk melempar sang kapten di tengah laut. Tidak, mereka menunggu pada sandar bandar berikut di mana pada tahun ke-lima kapal berlayar ia harus bersandar untuk melakukan pemilihan sang kapten. Yang mereka lakukan hanyalah mengkomunikasikan ke-sewot-an mereka, mengajak besok kalau kapal sandar sebaiknya ganti sang kapten. Mereka saling mengkomunikasikan dan saling meneguhkan dengan #2019gantikapten. Dan senyatanya memang, tahun 2019 kapal republik mesti sandar untuk melakukan pemilihan kapten kapal.

Dan kelihatannya banyak penumpang sudah banyak belajar dari pengalaman. Pengalaman akan pentingnya sebuah janji yang keluar dari mulut seorang pemimpin. Sebuah kekuatan dari janji dalam menghadapi ke-tidak-pasti-an dunia sekitar. Bagi kebanyakan penumpang, pemilihan kapten bukanlah perebutan kekuasaan, tetapi adalah masalah ‘reward and punishment’ semata. Dalam kebebasannya, ia akan memilih peta-peta yang disodorkan. Dan ketika peta-peta itu sungguh berguna, ia akan memberikan reward. Kebalikannya, jika peta yang dipilihnya ternyata banyak tipu-tipunya, ia akan memberikan punishment-nya. Dan #2019gantikapten itu adalah sebuah punishment. Sebelum 2019 adalah sangsi sosial, dan di tahun 2019 ia akan mengubahnya menjadi ‘sangsi konstitusional’ saat pemilihan kapten digelar.***

(18-9-2018)

Dunia Yang Semakin Sulit Diprediksi

gallery/truck