www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

18-10-2018

ILC TV One 16 Oktober 2018 menampilkan salah satu nara sumber, Salim Said. Di bagian penghujung acara itu Salim Said menyitir sedikit tentang Bush senior dan Ronald Reagan saat pemilihan Presiden AS, mungkin yang di tahun 1980. Mungkin juga kejadian itu adalah saat konvensi Partai Republik, dimana Bush menyerang program ekonomi Reagan sebagai ‘voodoo economy’ –ekonomi santet, demikian Salim Said menjelaskan. Tetapi ketika konvensi berakhir, akhirnya toh Reagan dan Bush berpasangan. Bush-pun ditanya oleh wartawan tentang tudingan ‘voodoo economy’-nya Reagan, jawab Bush seperti ditirukan oleh Salim Said: “Young man ..., campaign is one thing, governing is another thing.” Dilanjutkan oleh Salim Said dengan memberikan ‘saran’ ke pihak Jokowi –nampaknya terkait dengan banyak janji kampanye Jokowi tahun 2014  yang tidak terpenuhi, untuk mengatakan pada khalayak: “Anak-anak muda...... kampanye itu satu hal, melaksanakan rencana itu hal lain ....” Saran yang menurut Salim Said sendiri halal dan tidak perlu bayar.

Meski halal dan gratis, baiknya kita lihat dulu lebih dalam lagi ‘duduk-perkara’ frase yang dikutip oleh Salim Said di atas. Pertama-tama adalah ‘gaya’ bicara dengan memakai kata ‘young man’ seperti ditirukan Salim Said. Lepas yang dihadapi itu wartawan-wartawan muda seperti deskripsi Salim Said, pilihan kata itu bisa juga dilihat sebagai yang khas dari seorang konservatif, paling tidak konservatifnya AS sono. Yang mana oleh George Lakoff dikatakan sebagai, katakanlah sebuah keluarga maka sosok sang ayah adalah ayah yang strict, yang ketat, yang paling tahu. Dan tentu saja sosok sang ayah yang sangat sadar akan hirarki. Yang akan sangat kontras dengan sosok sang ayah di Cosby Show, misalnya.

Hal kedua terkait apa yang diungkap oleh Salim Said itu adalah hal tersebut masih dalam ranah konvensi, jadi lebih masalah internal Partai Republik. Mau jumpalitan kayak apa, sebagian besar di luar Partai Republik masih bisa menahan sikap. Mungkin tidak sampai EGP, tetapi tetap tidak terusik. Noam Chomsky dalam Media Control yang terbit tahun 1997-pun mengindikasikan bahwa ketika Ronald Reagan dan Bush maju sebagai pasangan, mereka tidak serta-merta secara telanjang menipu, dan kemudian dengan gagah mengatakan: “Young man ..., campaign is one thing, governing is another thing.” Bahwa mereka mengerahkan ahli-cerdik-pandai-logistik dalam ‘merekayasa persetujuan’ dalam bentuk bermacam propaganda, pilihan kata, dan taktik lainnya, tetaplah tidak kemudian secara frontal bilang A dalam kampanye, tetapi saat berkuasa ia melakukan kebalikan dari A tersebut. Bahkan Donald Trump-pun tidak. Dalam kampanye dengan lantang Trump berteriak akan ‘mengurus’ masalah imigrasi misalnya, dan itupun dia lakukan setelah terpilih. Dan bukan secara frontal justru terus membuka lebar-lebar pintu imigrasi. Tidak bicara penuh keyakinan untuk tidak bagi-bagi kekuasaan, tetapi dalam hitungan hari setelah terpilih justru malah bagi-bagi kekuasaan secara vulgar. Dan banyaaak lagi contoh di belahan dunia lain.

Tetapi frase ‘campaign is one thing, governing is another thing’ itupun bukannya terucap di ruang kosong. Machiavelli dalam The Prince banyak menulis yang secara langsung maupun tidak terkait dengan hal ini.[i] Terlalu naif jika frase itu dianggap hanyalah masalah internal partai saja, ranah konvensi saja, atau hanya ada dalam film. Jauh sebelum Machiavelli menulis The Prince, jaman Yunani kuno telah dibedakan antara hēgemonia dan archē.[ii] Dan dalam banyak pemikiran teoritisi jalur politik realisme, kita menjadi lebih paham juga bagaimana ‘sisi gelap’ politik tersebut mendapat pembenaran dan juga teraplikasi secara nyata.

Kembali pada saran Salim Said yang gratis itu kepada kubu Jokowi. Yang perlu diingat adalah, saat itu kejayaan Revolusi Industri masih dalam puncak keperkasaannya, termasuk media komunikasi yang dilahirkannya, media komunikasi man-to-mass, terutama televisi dan surat kabar. Noam Chomsky mengulas terkait pemilihan tahun 1984 ketika Ronald Reagan dan Bush maju lagi sebagai petahana, mengajukan satu prinsip: “Namun, selama publik terus dibatasi, dialihkan perhatiannya, dan tidak punya akses untuk berorganisasi atau menyatakan sentimennya, atau bahkan untuk mengetahui kalau orang lain juga menyimpan sentimen yang sama, keadaan tidak berubah.[iii] Keadaan tidak berubah yang dimaksud di sini adalah Reagen dan Bush tetap berkuasa. Untuk era digital seperti sekarang ini, ‘untuk mengetahui kalau orang lain juga menyimpan sentimen yang sama’  sudah tidak mungkin dibatasi lagi. Inilah era ketika berbagai imajinasi menjadi sangat mudah untuk saling dikomunikasikan. Maka ketika janji-janji kampanye sebagian besar tinggal janji, tipu-tipu, dan realisasinya blong-kosong-melompong, bahkan bertolak belakang , dan jika masih akan nekad mengatakan ke publik era digital ini: “Anak-anak muda...... kampanye itu satu hal, melaksanakan rencana itu hal lain ....” boleh dicoba .... , silahkan! Maka salah satu kemungkinan yang akan viral -secara gratis pula, sebagai reaksi adalah #ndasmu.......*** (18-10-2018)

 

[i] Lihat: ‘Kata Machiavelli’ di https://www.pergerakankebangsaan.com/118-Kata-Machiavelli/

[ii] Lihat: “Dari Hegemonia ke Arche” di https://www.pergerakankebangsaan.com/034-Dari-Hegemonia-ke-Arche/

[iii] Noam Chomsky, Politik Kuasa Media, Pinus Book, hlm. 34

Tentang Sebagian 'Saran' Salim Said