www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

26-10-2018

Sebagai seorang konsultan bersama lembaganya, sosok Denny JA sudah lama malang-melintang. Maka tak heran jika pada titik tertentu, muncul kegundahan yang mendalam terkait dengan yang disebut sebagai 3M, Momentum, Media, Money. Tulisan ini hanyalah reka-mereka kegundahan Denny JA, sebab apa yang sebenarnya dipikirkan Denny, ya hanya Denny sendiri yang tahu, bersama Tuhan juga tentunya.

Hal momentum, kegundahan Denny mungkin terkait dengan belum ketemunya atau belum berhasilnya konstruksi beberapa momentum  (atau bahkan satu momentum saja) dimana dengan momentum tersebut keingkaran akan terkubur. Mengubur keingkaran terhadap banyak janji (tidak hanya satu-dua-tiga janji!) tentulah sebuah tantangan yang berat, bahkan untuk sekaliber Denny JA-pun. Tidak hanya keingkaran, tetapi juga memori terkait dengan berita masuknya TKA dari China. Belum lagi berbagai cerita dari negeri lain yang terperangkap dalam jebakan hutang dari RRC itu. Dan juga ujar kasar dari jajaran sekelas menteri. Termasuk juga jejak-jejak memori yang sudah terlanjur mengendap terkait dengan persekusi ulama. ‘Daftar hitam’ yang masih mungkin diperpanjang lagi, dan Denny JA bermimpi untuk bisa mengubur itu semua. Kalau bisa sekali pukul dalam satu momentum.

Ternyata media yang seakan di atas angin-pun juga memunculkan kegundahan tersendiri. Denny tentu sudah pernah membaca Alvin Toffler, terutama terkait bagaimana sekuat Shah Iran-pun bisa rontok meski hampir semua media man-to-mass ada di genggaman tangan. Televisi, radio, surat kabar ternyata sangat bisa terusik oleh modus komunikasi mass-to-mass dan man-to-man. Apa yang dimulai oleh Zapastita ternyata bisa dikeraskan lagi oleh Barisan Emak-emak. Hoy decimos Basta –today we say ENOUGH! Tidak hanya handal di modus mass-to-mass via digital-internet, barisan emak-emak militan itu jelas akan handal pula dalam komunikasi man-to-man, tatap muka.

 

 

 

 

 

 

 

Kekuatan uang –money, pun tak luput dari kegundahan. Bukan karena jumlahnya kurang. Tidak, jelas uang sangat berlimpah. Tetapi ada bukti bahwa kekuatan uang-pun bisa dilawan dengan kekuatan ke-martabat-an yang bersumber di dada. Lihatlah pada pemilihan gubernur DKI lalu, bagaimana rasa terusiknya sebuah martabat bisa memberikan reaksi yang dahsyat. Siapa menguasai beras akan menang pemilu di DKI telah dibuktikan bahwa itu bukanlah sebuah aksioma. Maka mungkin sedang ditimang-timang, bagaimana jika kekuatan uang ini dimainkan sebagai kartu truf saja, yang akan dibanting di atas meja pada saat-saat akhir sebagai serangan fajar, atau satu-dua-tiga hari sebelum pagelaran digelar?

Kegundahan-kegundahan di atas bisa jadi akan membuat penat tubuh dan pikir. Ada baiknya Denny meluangkan waktu untuk nonton film. Film lama, Gangs Of New York, dimana salah satu scene-nya mungkin akan memberikan ‘inspirasi’ dan ‘menyelesaikan’ semua kegundahan di atas. Kita kutip: “Remember, the first rule of politics: The ballots don’t make results, the counters make the results. The counters. Keep counting!” *** (26-10-2018)

3M dan Kegundahan Denny JA

gallery/shah iran

Shah Iran