www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

18-11-2018

Segera setelah Staf Khusus Bidang Perekonomian Edy Putra Irawady mengatakan bahwa pemerintah melepas sebanyak 54 bidang usaha ke asing, Jum’at 16 November 2018 [1] segera ada banyak respon. Salah duanya adalah sebagai berikut:

Dari Rizal Ramli: Mas @jokowi,, kok ini kaya sudah putus asa ? Sektor2 yg seharusnya untuk rakyat, UKM, dibebaskan 100% untuk asing spt warung internet, renda, pengupasan umbi2an, jasa survei, akupuntur, content internet dll ? Terus rakyat mau jadi kuli saja ? Ampun deh [2]

Dari  twitter.com/do_ra_dong: Tahukah anda? Di Timor Leste saat ini, China telah menguasai hampir semua sektor industri kecil dan menengah Dari usaha warung makan, toko, apotik dan laundry kini telah dimiliki oleh WNA asal China Apakah Indonesia mau seperti itu? Jangan mau satu periode lagi [3]

Ya, yang seperti ini masih mau dipertahankan sampai dua periode? Tentu tidak!!

Terlalu mahal .... ***

(18-11-2018)

 

[1] https://bisnis.tempo.co/read/1147196/jokowi-izinkan-asing-kuasai-100-persen-saham-di-54-industri-ini/full&view=ok. Cat: DNI merupakan daftar yang disusun oleh pemerintah untuk melindungi pengusaha domestik supaya tak bersaing dengan pengusaha asing. Bila sebuah bidang masuk dalam DNI, artinya pemerintah bisa membatasi kepemilikan modal asing dalam bidang tersebut

[2] https://twitter.com/RamliRizal/status/1064008117518688256

[3] https://twitter.com/do_ra_dong/status/1063996934375989248

Dua Respon & Mahalnya Sebuah Boneka

 

gallery/boneka
gallery/jokowi karnival

Catatan

Satu hari kemudian setelah diumumkan , diganti menjadi sejumlah 28.

Pinjam dari RR: ampun deh ........

(20-11-2018)

Catatan-2

Menko Perekonomian Darmin Nasution memutuskan untuk menunda pelaksanaan pelonggaran investasi asing 100 persen yang masuk dalam Paket Kebijakan Ekonomi ke-16.

https://ekbis.rmol.co/read/2018/11/24/367776/Akhirnya-Menko-Darmin-Menyerah-

24-11-2018

 

Catatan-3

Jika terjadi 2 periode, potensi untuk diberlakukan lengkap 54 jenis usaha keluar dari DIN akan sangat besar. Bahkan sangat mungkin lebih ugal-ugalan lagi. Maka, tidak bisa lain: #2019gantipresiden