www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

19-04-2019

Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926 adalah buku karangan Takashi Shiraishi yang merupakan disertasi penulis di Universitas Cornell di sekitar tahun 1990-an. Seratus tahun kemudian di tahun 2019 sedikit mulai terasa fenomena ‘zaman bergerak’, menguatnya radikalisme netizen. Radikalisme dari asal katanya erat terkait dengan ‘akar’ (radix), sehingga radikalisme di sini dapat diartikan sebagai ‘gerakan’ dari netizen untuk menguak hal-hal yang mendasar atau hal sampai ke-akar-akar-nya, melalui jalan ‘intersubyektifitas’ yang difasilitasi oleh jaringan digital-internet.

Apa hal-hal yang mendasar itu? Bisa dikatakan di sini: anti-tesis dari post-truth. Jadi ‘zaman bergerak’ bergerak ini seiring dengan gerakan yang mulai tumbuh di tingkat global: zaman bergerak ke zaman reputasi. Dan reputasi ini salah satu pondasi pokoknya adalah passion-nya pada the truth. Mungkin ‘intersubyektifitas’ tidak atau belum sampai-sampai pada kebenaran, tetapi dengan passion yang mewarnai ‘intersubyektifitas’ itu, kebenaran akan semakin terkuak.

Bagi yang bermain-main dengan bermacam manipulasi, telikungan licik, cepat atau lambat ia kan berhadapan dengan zaman yang sedang bergerak ini. Dalam pemilihan umum  April 2019 ini misalnya, mungkin tidak secepat dari aksi media mainstream, atau media dengan modus man-to-mass dalam terminologi Alvin Toffler yang mana dalam aksinya cukup berkoordinasi dengan lima-sembilan pihak saja misalnya (pihak ‘man’ dalam konteks man-to-mass), tetapi gerakan netizen dalam keradikalannya ini perlahan akan semakin membesar. Membesar terus seakan seperti bola salju yang menggelinding dari puncak bukit. Dan yang menggerakkan pertama-tama bukanlah masalah siapa mendukung siapa, tetapi adalah hal mendasar yang menjadi passion-nya itu, kebenaran. Atau sebenarnya energi gerak yang ngendon dalam ‘kemarahan’ ketika dirasa kebenaran telah ditelikung habis-habisan secara brutal. Inilah yang paling mengusik.

Yang tidak menyadari ada-tumbuhnya zaman yang sedang bergerak ini dan tetap pethakilan nggak karu-karuan itu jelas sadar-atau tidak sadar sedang mempertaruhkan hidup bersama. Sedang mempertaruhkan republik. Ketika perlawanan zaman bergerak karena keradikalannya netizen ini semakin membesar, tinggal tunggu waktu saja kapan rejim o’on pokrol bambu ini akan retak-runtuh. Jika seratus tahun lalu zaman bergerak akhirnya memuncak pada deklarasi Proklamasi, bukannya hal mengawang-awang jika zaman bergerak di tahun 2019 ini akan mendorong lepasnya republik dari belenggu kaum oligark-pemburu rente itu. *** (19-04-2019)

Zaman Bergerak: Radikalisme Netizen 2019