www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

02-07-2019

MK sebagai ‘Mahkamah Kalkulator’, itulah sebenarnya ‘tendo achilles’ kecurangan pemilihan di republik. Dan ini tidaklah mengada-ada, kita bisa melakukan benchmarking (patok-duga) dengan lembaga sejenis di planet ini. Atau kalau kita meminjam Hobbes, MK itu bisa kita lihat juga sebagai Soft(ware) Leviathan. Jadi bisa kita rasakan peran sentralnya. Peran dalam menghitam-putih-kan suatu proses demokrasi. Peran sentral dalam mengembangkan atau membusukkan hidup bersama. Yusril benar juga jika mengatakan bahwa pilpres atau sejenisnya itu cukup diselesaikan di dunia, tidak perlu di akherat. Masalahnya adalah, dunia macam apa? Dan apakah orang-orang sebagai pelaksana itu sudah tidak takut akan akherat juga? Ini terkait dengan sumpah jabatan. Kualitas individu. Kalau orang sudah tidak takut dengan akherat, sebaiknya revisi itu tata-cara sumpah jabatan. Atau lihat contoh 'kecil' saja, anda tidak muak dengan salah seorang Hakim MK tetap dilantik padahal sudah jelas tercela?

Maka jika kita ingin memperbaiki demokrasi, syarat utama adalah bubarkan MK sebagai ‘Mahkamah Kalkulator’. Kembalikan sebagai Mahkamah Konstitusi. Tidak usah mulai perbincangan soal presidential threshold atau bermacam lagi. Tidak akan ada gunanya jika MK sebagai ‘Mahkamah Kalkulator’ tidak dibubarkan. Jika kita tidak pernah serius dan all-out soal ‘perangkat-lunak’ si-Leviathan ini, seterusnya kita akan dipermainkan terus oleh si-Leviathan yang ada dalam kendali ‘mereka’. Jika tidak ada kesepakatan tentang MK yang bermartabat dan mampu ‘merawat-jiwa’ republik, tidak usah lagi ada pemilihan umum. Tidak ada gunanya. Titik. *** (02-07-2019)

MK: Tendo Achilles Kecurangan 

gallery/mk