www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

27-08-2019

Jangan pernah dilupakan, bertahun-tahun terakhir ini setiap tahunnya populasi dunia bertambah sekitar seratus jutaan orang. Populasi dunia sekarang ini adalah 7,7 milyar orang, dan di tahun 2024 sudah lewat 8 milyar. Delapan milyar orang dengan segala kebutuhan, mulai dari pangan, papan, sandang, energi, pendidikan, rekreasi, dan sebagainya. Dari milyaran manusia itu, porsi terbesar hidup di Asia. Dan dari empat negara Asia, China, India, Indonesia, dan Pakistan bermukimlah 40% penduduk dunia: China 18,1%, India 17,5%, Indonesia 3,43%, Pakistan 2.75%.

Di satu sisi dalam beberapa dekade terakhir, semakin banyak bukti bumi mengalami tekanan yang tidak main-main, dan indikasi kuatnya adalah perubahan cuaca. Bulan Agustus ini dirasakan di berbagai tempat sebagai yang terpanas dalam beberapa dekade terakhir. Belum lagi kebutuhan energi yang sekaligus nampaknya kita sedang masuk masa transisi dalam hal bentuk sumber energinya. Indikasinya adalah perubahan-perubahan di Arab Saudi yang nampaknya semakin serius mempersiapkan diri ketika energi fosil akan semakin ditinggalkan. Benar apa yang dikatakan oleh Sheik Yamani, mantan petinggi OPEC itu, “The Stone Age did not end for lack of stone, and the Oil Age will end long before the world runs out of oil”. Juga yang tidak dilupakan, tertekannya bumi yang diakibatkan sampah, bermacam sampah.

Manuel Castells menyoroti dampak dari Revolusi Informasi dan semakin cepat dan mudahnya manusia berpindah tempat. Hampir 30 tahun lalu Castells sudah mengintrodusir istilah space of flows yang sangat erat terkait dengan perkembangan sistem informasi, telekomunikasi, dan transportasi. Bukan berarti space kemudian hilang, tetapi bakcground kemajuan sistem informasi, telekomunikasi, dan transportasi membuat penghayatan kita terhadap space itu menjadi lebih dinamis, lebih aktif. Panta rei, demikian Heraklitus berkata, semuanya serba mengalir. “The space of flows –as a working definition- is that stage of human action whose dimensions are created by dynamic movement, rather than by static location,” demikian Felix Stalder (2002) menjelaskan.

Belum lagi pergerakan dinamis geopolitik-geoekonomi beserta sebaran ‘kepalan-besi’-nya, the iron fist behind the invisible hand.

Melihat kompleksitas permasalahan di atas maka semakin benarlah apa yang diungkap Alvin Toffler, abad 21 adalah abad dimana pengetahuan (knowledge) semestinya berdiri paling depan memimpin kekuatan kekerasan dan uang. Demikian juga dalam pengambilan keputusan-keputusan politik sebaiknya juga memaksimalkan sumber daya pengetahuan ini. Demikian juga soal yang sedang ribut sekarang ini, soal pindah ibu kota itu. Contoh ‘kecil’ saja, seperti dibongkar oleh Alhadi Muhammad [1] di mana dalam paparan/slide PU dalam menjelaskan soal pindah ibu kota itu, mencomot habis salah satu slide dari Spanyol![2] MEMALUKAAAN! Untuk sebuah keputusan besar dan biaya besar itu serampangan jalan gampang saja dalam mempersiapkan. Belum juga soal detail dan alasan-alasannya. Belum lagi kritik soal luasnya lahan yang dinilai terlalu luas itu. Dan masih banyak lagi.

8 milyar populasi dunia di tahun 2024 itu jelas sebuah tekanan tidak hanya bagi bumi pada umumnya, tetapi juga bagi negara-negara seperti Indonesia ini. Perebutan lahan, sumber-daya alam lain, dan bermacam lagi bisa-bisa meledak terkait dengan besarnya populasi yang butuh pangan, papan, energi, dan lain-lainnya. Maka, hati-hati dalam membuat keputusan. Jangan buang secara ugal-ugalan bermacam sumber daya yang ada, dan bahkan terbatas itu. Efisiensi dan efektifitas yang dibangun berdasarkan luasnya pengetahuan dan kecintaan pada nasib bangsanya sangat diperlukan di era yang semakin sulit diprediksi ini. Ugal-ugalan karena plonga-plongo kronis hanya akan mendorong negara-bangsa ke bibir kehancuran. *** (27-08-2019)

 

[1] https://www.portal-islam.id/2019/08/waduh-konsep-ibu-kota-nyomot-dari-situs.html

[2] https://www.ecointeligencia.com

/2019/03/smartcity-transformacion-digital/

8 Milyar dan Pindah Ibukota Itu

gallery/pinokio
gallery/smartcity-transformacion-digitalspanyol