www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

24-01-2020

Analisadaily.com, Medan, Kamis, 23 Jan 2020 - Ini sebenarnya buku lama, isinya juga banyak yang sudah tahu. Tapi di tengah maraknya perbincangan politik identitas, buku karya Alif Danya Munsyi alias Remy Sylado, 9 dari 10 Kata Bahasa Indonesia adalah Asing, menjadi perlu dikenalkan kembali.

Saat membaca kembali buku terbitan tahun 2003 ini, saya jadi teringat kisah seorang dosen asing, kalau tidak salah ia berasal Australia. Bule itu, dosen tamu di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Penutur kisah adalah Ariel Heryanto, dulu dosen di UKSW Salatiga, namun sejak tahun 1993, mengajar di School of Culture, History and Language, The Australian National University, Australia dan kini Herb Feith Proffesor untuk Study Indonesia di Universitas Monash, Australia.

Alkisah, dosen bule yang belum terlalu lancar berbahasa Indonesia itu, untuk pertama kali naik becak dayung dari rumahnya menuju kampus Satya Wacana. Becak dayung memang salah satu moda transportasi populer di kota kecil berhawa sejuk di lereng pegunungan Merapi itu.

Saat jelang sampai di kampus, bule itu berteriak, "Berhenti!" Tapi becak jalan terus. Bule itu lalu berteriak lagi : "Berhenti pak!" Tapi tukang becak tak juga mengerem. Becak terus dipacu. Bule itu lalu tiba-tiba berteriak: "Stop pak!" ajaib, becak itu pun seketika berhenti.

Nah, pembaca. mana yang 'asing' dan mana yang bukan asing, tapi tidak asing bagi si tukang becak? Silakan tebak sendiri.

Produk Budaya Hibrid

Bahasa Indonesia tak pelak adalah bahasa hibrid, terbentuk dari serapan berbagai bahasa daerah maupun asing yang datang ke nusantara. Entah untuk misi damai seperti berdagang, penelitian, semisal yang dilakukan orang Tionghoa, Arab, atau mereka yang melakukan syiar agama, juga yang datang untuk menjajah, mengeksploatasi kekayaan alam nusantara seperti bangsa Portugis, Belanda atau Jepang.

Untuk membuktikan bahwa Bahasa Indonesia kaya serapan 'asing', bahkan disebutnya 9 dari 10 kata Bahasa Indonesia adalah asing, Remy Sylado memberi contoh 'cerita' berikut:

"Meski hari gerimis, setelah sembahyang lohor, para santri mengayuh roda sepedanya ke pasar, disuruh paderi membeli koran dan majalah, tetapi ternyata kiosnya disegel sebab bangkrut, jadi mampirlah semuanya di toko buku yang uniknya malah menyediakan perabotan khusus keluarga yang ditaburkan di meja baca, antara lain teko poselen, peniti emas, lap, setrika listrik, serta kalender berfoto artis idola".

Lalu yang mana saja kosa kata dari ‘kisah’ tersebut yang berasal dari serapan bahasa nusantara dan asing?

Menurut Remy Sylado, hampir semua kata dalam cerita tersebut berasal dari serapan asing.. Ini hasil telisiknya: Meski (Portugis: masque), hari (Sansekerta: gelar dewa pengatur surya), setelah (Kawi: telas), sembahyang (Sansekerta: sembah hyang), lohor (Arab: dzuhur), para (Kawi: para), santri (Tamil: santri), mengayuh (Minangkabau: kayuh), roda (Portugis: roda), sepeda (Prancis: velocipede), pasar (Persia: bazar), disuruh (Kawi: suruh), paderi (Spanyol: padere), membeli (Campa: blei), Koran (Belanda: krant), majalah(Arab: majalla),tetapi (Sansekerta: tad-api), ternyata (Jawa: nyata), kiosnya (Inggrs: kiosk), disegel (Belanda:zegel), sebah (Arab: ababun), bangkrut (Italia: bancarotto), jadi (Sansekwrta: jati), mampirlah (Jawa: mampir), semuanya (Sansekerta: samuha), toko (Tionghoa: to-ko), buku (Belanda: boek), yang (Austronesia: ia + ang), uniknya (Prancis: unique), malah (Jawa: malah), menyediakan (Sansekerta: sedya), perabotan (Betawi: perabot), khusus (Arab: khusus), keluarga (Sansekerta: kulabwarga), ditaburkan (Ibrani: tabbwur), di meja (Portugis: meza), baca (Sansekeeta: waca), antara (Sansekerta: antara), lain (Kawi: liyan), teko (Tionghoa: te-ko), porselen (Inggris: porcelen), peniti (Portugis: alfinete), emas (Sansekerta: amasha), lap (Belanda: lap), setrika (Bekanda: strijkezer) listrik (Belanda: elektrisch), kalender (Belanda: kalender), berfoto (Yunani: photos), artis (Inggris: artist), idola( Yunani: eidolon).

Masih banyak contah kata lain yang berasal dari serapan berbagai bangsa lain. Contohnya kebapakan (Tionghoa: ba-pa), merokok (Belanda: roken) dsb. Bahkan dari bahasa Ibrani juga ada yang terserap dalam bahasa Indonesia, contohnya kata judes yang menurut Remy Sylado berasal dari kata Judas, murid nabi Isa yang berkhianat.

Berbagai contoh yang memerlihatkan gado-gadonya Bahasa Indonesia, menurut Remy Sylado tak perlu membuat kita hati panas bahwa seakan-akan kita ini bangsa yang murni, turunan ras tulen, yang merasa harus teguh menutup rapat-rapat terhadap pengaruh kebudayaan dari luar. Dengan Bhinneka Tunggl Ika, begitu ujar Remy Sylado, bangsa kita sudah mengakui sendiri bahwa kita hadir dengan ciri-ciri jamak (hal 160). ***

https://analisadaily.com/berita/baca/2020/

01/23/1001609/9-dari-10-kata-bahasa-indonesia-adalah-asing/

9 Dari 10 Kata Bahasa Indonesia Adalah Asing