www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

30-03-2020

Herd rebellion bukanlah rebel without a cause, tetapi adalah bagian dari mempertahankan hidup. Dalam dunia binatang, jumlah bisa merupakan bagian dari mempertahankan hidup, sebagai group defense. Ketika isolasi diri di rumah dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19 menjadi pilihan, dan ketika menemui ‘batas-ketahanan’-nya, maka isolasi wilayah mulai dari dusun, desa, dan seterusnya mulai menjadi pilihan.

Judul herd rebellion adalah plesetan dari herd immunity. Yaitu ketika khalayak seakan dibiarkan saja menghadapi proses seleksi alam. Tentu sebenarnya herd immunity sebagai salah satu pendekatan itu bukanlah langkah yang steril dari intervensi. Tetapi jika yang pegang segala sumber daya itu memilih melakukan intervensi minimal maka herd immunity itu bisa-bisa akan dibayang-bayangi oleh herd rebellion. Dari yang ‘lunak-terukur’ sampai yang bisa-bisa tidak terkendali lagi. Mirip dengan yang digambarkan Thomas Hobbes sebagai state of nature. ‘Yang lemah’ akan bekerja sama dengan ‘yang lemah’ untuk melakukan perlawanan. Dengan segala cara. Dan siapa yang ‘lemah’ dan yang ‘kuat’ dalam imunitas tidaklah diketahui pasti sebelum diterjang wabah. Chaos.

Hitung-hitungan rasional adanya dalam ruang sadar manusia yang menurut Freud hanyalah puncak dari gunung es saja. Di bawah permukaan adalah ruang bawah sadar (sub/unconscious) dan merupakan hal yang justru akan banyak mewarnai tindakan. Dan naluri terbesar adalah mempertahankan hidup. Maka tidak berlebihan jika dalam situasi wabah, ‘suasana kebatinan’ yang berkembang haruslah sungguh diperhatikan. Segala ‘sihir’ komunikasi dalam bermacam bentuk dan tekniknya itu sebagian besar berurusan dengan hal bawah sadar ini. Propaganda, bayar influencer, tekan media, arahkan media, dan sebagainya. Masalahnya bermacam sihir ini tidaklah bisa menggantikan sebagian besar pengalaman yang dihadapi orang-per-orangnya. Apalagi dalam era ‘intersubyektivitas’ yang intens seperti sekarang ini. Persis seperti dikatakan Lincoln: “You can fool all the people some of the time and some of the people all the time, but you cannot fool all the people all the time.” Tetapi mengapa itu bisa saja dipaksakan untuk dilakukan? Mungkin mereka berpikir masa wabah itu ada di rentang waktu ‘some of the time’ itu.

Jika hal di atas dipaksakan untuk dilakukan maka siap-siap saja akan muncul ‘ledakan’ dalam berbagai bentuknya. Yang pertama jelas ledakan kasus yang sedang mewabah itu.  Yang kedua adalah, ‘ledakan’ karena herd rebellion. Pengalaman konkret akan sampai pada penghayatan bahwa ia sedang dibiarkan saja di tengah-tengah kecamuk wabah. Dan tidak hanya dia sendiri yang menghayati itu, tetapi juga satu-dua di kanan kirinya, tiga-empat-lima lainnya di ujung sana. *** (30-03-2020)

Herd Rebellion