www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

Ekstrem Bawah

06-07-2020

 

Jangan hanya berpikir ancaman cuma berasal dari ekstrem kanan maupun kiri, terlebih untuk jaman now. Ekstrem bawah nampaknya segera perlu diperhatikan. Ekstrem bawah adalah kedunguan total. Kedunguan yang sulit dijelaskan mengapa itu sampai ada. Kalau ekstrem kanan dan kiri dirasa sebagai ancaman karena mempunyai potensi mengganggu hidup bersama, ekstrem bawah-pun sama pula. Karena ekstrem bawah ini menjadi ekstrem ketika ia ada di pemegang kekuasaan. Atau yang sedang berurusan langsung dengan kekuasaan. Sungguh sudah menjadi di luar kepantasan. Ekstrem bawah ini semakin nampak ketika background mengalami pergeseran, dari kekuatan uang ke kekuatan pengetahuan di abad 21 ini. Demikian adanya power shift menurut Alvin Toffler.

 

Bagi neoliberalisme, ekstrem bawah adalah partner. Tetapi bukan berarti ekstrem kanan atau kiri kemudian juga menjadi musuh. Musuh atau tidak tergantung situasi. Tentu neoliberalisme sendiri dalam konteks kanan-kiri bahasan kali ini akan merasa ia bukan bagian dari yang ekstrem-ekstrem itu. Mengapa ekstrem bawah di kekuasaan itu bisa menjadi partner ‘idaman’ bagi kaum neolib? Nampaknya tidak lepas dari apa yang disebut David Harvey sebagai accumulation by dispossession itu. Accumulation by dispossession yang memang akan mendambakan ultra-minimal state. Kalau perlu ultra-ultra-minimal state karena banyaknya posisi di kekuasaan diisi oleh para ekstremis bawah itu.

 

Maka dalam ‘kompetisi’ untuk bisa masuk atau bertahan dalam jajaran kekuasaan sering nampak suatu ‘kompetisi’ yang pada dasarnya adalah sebuah race to the bottom. Lomba dungu-dungu-an. Kualitas diri dikorbankan dengan melakukan salto mortale habis-habisan. Gejolak hasrat perut ke bawah terutama hasrat akan uang itu seakan menghantam langsung nalar tanpa barrier kebanggaan yang ada di dada. Demikian jika memakai analogi tri-partit jiwanya Platon.

 

One of the main effects of the Asian crisis of 1997-8, for example, was to bring developmental states more in line with standard neoliberal practices,” demikian dikatakan David Harvey dalam A Brief History of Neoliberalism (2005, hlm. 72). Salah satu praktek dari accumulation by dispossession adalah management and manipulation crisis. (hlm. 162-163)  Krisis 1998 tidaklah pengecualian, dan lihat bagaimana soal BLBI yang masih juga kontroversial sampai sekarang ini. Dan membebani republik bertahun-tahun kemudian. Juga krisis 2008, dan sekarang, krisis karena wabah coronavirus ini. 900 T adalah lebih besar dari yang terlibat di 2008 dan 1998. Belum lagi soal ‘perangkap-utang’ yang begitu telanjangnya itu. Maka, menarilah para ekstremis bawah itu. Tanpa beban. Tidak sungkan-sungkan lagi. Bangsat-lah. *** (06-07-2020)