www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

28-04-2021

Apa yang bisa dibayangkan jika ‘ngibul’ dalam hidup bersama telah menjadi sesuatu yang banal? Bohong, ‘ngibul’ dalam politik tentu hal yang lumrah. Menjadi luar biasa jika itu seakan menjadi ‘paradigma’. Apa yang dipertaruhkan dari berkembangnya banalitas ‘ngibul’ ini? ‘Holocaust’ keutamaan! Ketika ‘ngibul’ menjadi banal, keutamaan ‘prudence’-lah yang akan langsung tertekan, bahkan bisa ‘hancur menjadi debu’. Terlebih jika dikombinasi dengan demennya tour de force dalam bermacam bentuknya. Contoh yang berulang, reshuffle itu. Juga misal, foto-foto sendirian di tempat bencana, atau soal kerumunan di tengah pandemi yang seakan itu sudah merupakan ‘hak prerogatif’ juga. Dan macam-macam lagi.

Jalan gampang selalu akan menggoda. Akan membuat mudah jatuh dalam keadaan ‘kecanduan’. Lupa bahwa kecanduan itu perlahan tapi pasti akan menggerogoti kesehatan tubuh secara keseluruhan. Banalisasi ‘ngibul’ dengan tertekannya keutamaan ‘prudence’ itu akan semakin menghancurkan jika diingat bahwa ‘prudence’ bisa dikatakan sebagai ‘ibu’ dari banyak keutamaan (virtue) lainnya. Lihat misalnya, keutamaan adil (justice) bisa-bisa juga akan ikut tertekan. ‘Kejahatan logika’ yang disinggung Albert Camus-pun bisa-bisa akan membesar potensinya. Bagaimana tidak, dengan ’ngibul’-pun hasilnya laris-manis. Belum lagi soal self-control itu. Banalitas dalam hidup bersama sedikit banyak akan menggambarkan meredupnya self-control. Dalam dunia yang semakin sulit diprediksi, dalam dunia yang semakin rapuh ini, hanya pemimpin dengan keutamaan-lah yang akan mampu membawa warganya berhasil ‘menyeberang sungai dengan banyak batu-batu licin di dasarnya’ –meminjam kata-kata Deng Xiao Ping. ‘Tukang ngibul’ hanya akan menjerumuskan hidup bersama masuk dalam lubang kegelapan tanpa dasar. Jika kita mengenal debt trap, jebakan utang, maka sudah saatnya kita imajinasikan: jebakan ‘dunia atas’ dalam terminologi marxian. Seakan hidup bersama ada dalam kotak atau dikotaki ‘camera-obscura’ itu. Sementara ‘dunia bawah’, base: relasi-relasi produksi diacak-acak dengan sungguh semau-maunya. Dirampok habis-habisan. *** (28-04-2021)


 

Banality of 'Ngibul'