www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

11-10-2021

Berapa lama jenis tontonan komedi situasi (situation comedy) bertahan di layar televisi? Silih berganti seri-nya tetapi jenis ini tetaplah bertahan lama. Dan salah satu resepnyapun tak jauh berbeda, ada rekaman tawa berderai yang menyelusup. Politik kadang seperti sitcom juga, apakah perilaku aktornya itu mak-nyus atau mbélgédés para pendukungnya tetaplah tepuk tangan. Paling tidak dinampak-nampakkan tepuk tangannya itu. Apalagi buzzer piaraannya itu. Mungkinkah ini bagian dari ‘psikologi gerombolan’ itu? Kata Girard, sebagian besar rute seseorang menghasrati sesuatu itu adalah dengan meniru. Meniru si-model, tak jauh dari logika iklan-iklan yang memakai selebriti atau sosok lainnya. Maka memang kelas berat jika suatu rejim berhasil mengendalikan ‘yang banyak’ itu secara efektif. Lebih berat lagi jika itu dilakukan dengan ringan-ringan saja dengan menyingkirkan segala etika. Seperti para peyakin terhadap realisme politik di tempat paling ujungnya.

Baik monarki, aristokrasi, demokrasi pada dasarnya berurusan dengan ‘yang banyak’. Bedanya, dalam demokrasi semestinya ‘yang banyak’ itulah yang mengendalikan si-‘sedikit’, para terpilih itu. Tetapi Polybius lebih dari 2000 tahun lalu menunjukkan bagaimana efektifnya ‘rejim campuran’. Efektif terutama dalam pengendalian kuasa. Negri dan Hardt meminjam Polybius juga membayangkan sebuah ‘Empire’. Kita di republik-pun bisa membayangkan bagaimana ‘little empire’ itu bekerja keras demi stabilisasi rejim. Dalam dunia neoliberalisme, ‘little empire’ ini pada dasarnya adalah pemaksimalan apa yang disebut David Harvey sebagai accumulation by dispossession itu. Tidak yang lainnya. Soal rampok, garong, korupsi, pemburuan rente, mafia ini mafia itu, mark-up, pat-gu-li-pat, kong-ka-li-kong, ngunthet, ngemplang, dan sekitarnya itu. Soal memaksimalkan keserakahan. Soal machiavelis menumpuk harta, meminjam istilah B. Herry Priyono SJ.

Dilihat dari outcome-nya, atau outcome yang mereka ‘cita-cita’-kan itu, sekali lagi memang kita sedang bicara soal kelas berat. Lihat di jaman old, ‘little empire’ itu bisa bertahan 3 dekade! Lebih dari sekedar 3 periode. Dan kuncinya adalah tetap, bagaimana mengendalikan ‘yang banyak’ itu. Demokrasi? Bukan lagi soal kekuasaan di tangan demos, tetapi adalah bagaimana mengendalikan si-demos. Makanya berkembang istilah ‘demokrasi seolah-olah’. Deja Vu? *** (11-10-2021)

Memang Kelas Berat