www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

17-04-2022

Lepas adanya kontroversi, Whole Lotta Love tetaplah lagu ciamik dari Led Zeppelin. Hampir 40 tahun setelah pelepasan pertama pada pendengarnya, Leona Lewis dan Jimmy Page tampil dalam upacara penutupan Olimpiade Beijing 2008, membawakan Whole Lotta Love. Seperti diketahui, London akan menjadi tuan rumah Olimpiade berikutnya. Setelah jutaan penonton hanyut dalam tontonan upacara penutupan yang sebagian besarnya lekat dengan warna kolosal itu, dan memang sungguh cantik, Leona Lewis muncul didorong ke atas diikuti Jimmy Page menggeber alunan gitar elektriknya, masuk intro Whole Lotta Love. Mereka muncul melalui atap bus tingkat khas kota London yang perlahan terbuka.

Seakan ‘langgam kolosal’ itu mengalami ‘patahan’ dengan munculnya ‘kekuatan individu’, Leona Lewis dan Jimmy Page. Tetapi bagaimana jika Leona Lewis tidak menyanyikan Whole Lotta Love? Tetapi lagu yang belum pernah didengar khalayak sebelumnya? ‘Kesan pertama’ jelas akan berbeda. Dan apakah Whole Lotta Love akan menghapus kemegahan, kecantikan tontonan-tontonan kolosal sebelumnya? Yang melibatkan banyak pemain dan latihan berbulan-bulan itu? Pada beberapa saat mungkin ya, seakan dalam ruangan ada keriuhan-kasak-kusuk, tiba-tiba saja ada yang mengetuk palu keras-keras dan terhentilah keriuhan, menjadi tenang, dan menunggu, ada apa ini? Ada apa selanjutnya? Leona Lewis dan Jimmy Page melanjutkan: yang anda tunggu dan pantas diantisipasi adalah: Whole Lotta Love!

Maka paling tidak ada 3 kemungkinan, kecantikan upacara penutupan itu, ya Whole Lotta Love. Kedua, yang kolosal-kolosal itulah yang sungguh cantik. Ketiga, kemegahan upacara penutupan Olimpiade Beijing 2008 itu, yang keseluruhannya. Whole Lotta Love-nya Leona Lewis dan Jimmy Page itu kemudian terhayati sebagai bagian tak terpisahkan dari keseluruhan upacara penutupan. Terhayati secara ‘lebih berkesan’ (Whole Lotta Love-nya) bisa saja terjadi, karena hadirnya latar belakang keseluruhan acara penutupan itu. Jika lepas sendiri? Tentu masih ciamik didengar, tetapi akan terhayati beda.

Ketika seseorang harus dipapah karena dihajar oleh ‘massa’, muka benjol, mulut bengkak, saat ‘langgam’ demo sedang di tengah-tengah hangatnya menyampaikan aspirasi, bagaimana ini akan dihayati oleh kebanyakan orang? Kesan pertama kemungkinan besarnya adalah kasihan, dan siapa orang yang tidak akan tergerak hatinya melihat kondisi orang lain seperti itu? Atau misal, tiba-tiba ditusuk. Atau misal, kondisi begal yang mengancam jiwa orang lain untuk merebut hartanya, kemudian dilawan oleh korban, dan begal itu kalah telak. Dengan kondisi yang mengenaskan. Tentu banyak dari kita akan kasihan dengan kondisinya, dan jika mungkin akan diantar ke pusat kesehatan untuk mendapatkan pertolongan. Setelah itu apa selanjutnya? Nampaknya hal-hal di atas tetaplah ada 3 kemungkinan terhayati seperti ‘kasus’ Whole Lotta Love di atas. Apakah ‘bagian’ itu merupakan ‘dependent parts’ atau ‘independent parts’? *** (17-04-2022)

Whole Lotta Love!